Rabu, 12 Mei 2010

KONSEP DA’WAH BERSEPADU

Sudah sampai masanya peranan Ulama’ dan Da’i diperkasakan yang tidak hanya tertumpu pada pengajian khusus di masjid-masjid, surau-surau dan dalam bilik-bilik kuliah sahaja. Namun harus berintegrasi dengan semua hal dan beraksi secara internal dan external. Kami berharap, konsep-konsep da’wah ini dapat memberikan pencerahan terhadap semua aktivis da’wah. Kami juga berharap agar konsep-konsep dakwah bersepadu dapat difahami, direnugkan dan bahkan dapat dipraktikkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap da’wah. Kami juga berharap, kita semua akan menjadi aktivis da’wah yang menyeru kepada agama Allah (دين الله) dengan konsep yang diingini oleh Allah dan RasulNya.

Urusan da'wah memerlukan konsep yang cemerlang dan metode serta media yang baik. Harus diingat, adakah ianya sesuatu yang lebih agung dibandingkan dengan seruan kepada Allah?. Apakah ada sesuatu yang lebih pantas untuk diiukti oleh seorang yang beriman dibandingkan rombongan para Nabi dan Rasul serta kafilah para aktivis da'wah dan para reformis da'wah?.

Firman Allah s.w.t. Dalam Surah Fushshilat, Ayat 33 bermaksud:

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal salih dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

Da'wah Islam ini dimaknai sebagai seruan kepada seluruh lapisan masyarakat dari berbagai agama untuk memeluk Islam baik secara aqidah, syariat, maupun aturan hidup. Da'wah Islam bukanlah seperti yang disalahfahami oleh sebagian orang, yang beranggapan da'wah adalah sesuatu tugas sampingan yang menyeru untuk kepentingan kelompok tertentu atau kepentingan seseorang.

Da'wah Islam tidak hanya untuk kepentingan organisasi, kelompok dan seumpamanya, melainkan untuk seluruh umat manusia di buka bumi ini.

Pemahaman terhadap konsep-konsep da'wah adalah sesuatu yang kompleks, jauh lebih kompleks dibandingkan dengan sekadar mekanisme, metode, dan media da'wah saja. Kita perlu membahas “konsep-konsep da'wah” yang mencakupi tinjauan dari pelbagai segi.

1. Konsep da'wah dari segi aqidah.
2. Konsep da'wah dari segi ibadah.
3. Konsep da'wah dari segi asas-asas dan dan sumber-sumber da'wah.
4. Konsep da'wah dari segi penyelesaian berbagai rintangan dan problematika di jalan da'wah.
5. Konsep da'wah secara umum.

Konsep-konsep tersebut tidak dapat dirumuskan dengan baik kecuali diambil dan dihayati dari Al-Quran, Sunnah dan ajaran Rasulullah s.a.w., serta selaras dengan perilaku khulafaa'-urasyidin, para ulama' dan para aktivis da'wah yang mengikuti sunnah dan petunjuk mereka.

Konsep-konsep ini tidak akan terwujud tanpa kemampuan memahami realiti yang terjadi dalam masyarakat dan merenungkan kondisi-kondisi objek da'wah Islam sekarang ini. Jika tidak begitu, da'wah tak ubahnya seperti masuk ke dalam rumah tanpa melewati pintu yang semestinya! Bagai meletak barang tidak pada tempatnya. Akibatnya sang aktivis da'wah tidak akan berlaku baik meskipun sebenarnya ia menginginkan kebaikan. Justeru itu akan membuat orang lari jauh meninggalkan kita pada hal kita ingin mengajak orang senang kepada da'wahnya.

Oleh itu kerana itu, yang paling mendasar ialah seorang aktivis da'wah harus memiliki wawasan yang luas tentang urusan agama dan da'wahnya, kemudian mengetahui kondisi realiti masyarakat sekitarnya, sebagaimana dua syarat pokok utama untuk memperolehi kesuksesan da'wah di hadapan Allah, iaitu;

1. Ikhlas berda'wah kerana Allah.
2. Tepat dan strategi dalam mekanisma serta metodenya.

Dua syarat ini merupakan kunci kesuksesan da’wah dan syarat penerimaannya di hadapan Allah. Dengan itulah, ia akan mendapatkan Rahmat dan Keridhaan Allah serta akan diampuni dosa-dosanya. Kelayakan untuk diterimanya amalan dan menuai hasil komitmen awal yang dilakukan tersebut sesuai dengan apa yang telah difirman oleh Allah, surah Al-Ahzab, 70-71 yang bermaksud:

“Wahai orang-orang Yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan Katakanlah perkataan Yang tepat - benar (dalam Segala perkara),”

“Supaya ia memberi taufiq Dengan menjayakan amal-amal kamu, dan mengampunkan dosa-dosa kamu. dan (ingatlah) sesiapa Yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka Sesungguhnya ia telah berjaya mencapai sebesar-besar kejayaan.”

Sesungguhnya sudah menjadi kewajiban bagi aktivis da’wah apabila kehilangan semangat dalam da’wahnya dan mengalami kegagalan dalam metode atau media perantaranya, lalu masyarakat tidak menerimanya, maka sebelum menyatakan keputusannya terhadap masyarakat dan menyalahkan mereka, sudah seharusnya ia mengembalikan semua hal kepada dirinya dan bermuhasabah perihal ketaqwaan dan keikhlasan diri. Lantaran itu hendaklah ia meneliti kembali mekanisme, metode, dan media yang ia gunakan, agar nanti apa yang ia lakukan selaras dengan syariat dan berada dalam ruang lingkup kebenaran. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Asy-Syura, ayat 30 yang bermaksud:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka hal itu disebabkan oleh perbuatan-perbuatan tangan kalian sendiri sedangkan Allah itu memaafkan sebagai besar (dari kesalahan-kesalahan itu).”